SETELAH LAMA MENJANDA, AKHIRNYA AKU TAKLUK OLEH BUJUK RAYU SUAMI SAHABATKU SENDIRI
![]() |
Foto Hanya Ilustrasi |
Namaku Putri Nilam Sari, biasa disapa Putri. Aku kelahiran tahun 1987. Saat ini aku berstatus janda dengan satu anak. Baru tiga tahun menjalani rumah tangga, aku harus rela kehilangan suamiku. Suamiku meninggal dunia karena penyakit kronis yang dideritanya.
Demi membesarkan anak semata wayangku, aku harus bekerja keras banting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup. Karena merasa kasihan melihatku, sahabatku waktu di sekolah dulu menawarkan aku untuk bekerja di restoran miliknya. Kebetulan kehidupan sahabatku lumayan mapan dengan beberapa bisnis restoran yang dimiliki suaminya. Beruntung sekali nasib sahabatku itu, selain punya suami yang tampan, kehidupannya pun terbilang lebih dari cukup. Tapi sangat disayangkan, tuhan belum memberikannya anak.
Di restoran milik sahabatku ini, aku bekerja sebagai waiters dengan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan anak perempuanku.
Beberapa bulan sudah aku bekerja di restoran sahabatku, tapi lama kelamaan aku melihat sesuatu yang aneh pada suami sahabatku. Disaat kami berdua, dia terlihat lebih perhatian samaku. Dan disaat kami lagi berdua, suami sahabatku ini meminta aku untuk menyapanya dengan sapaan "mas, Hamdan" dengan alasan biar lebih akrab dan tidak terlalu formil. Awalnya aku agak sedikit canggung sih, tapi lama kelamaan aku sudah mulai terbiasa.
Waktu terus berlalu, dan tanpa kusadari, aku dengan mas Hamdan sudah semakin dekat. Entah kenapa, setiap berada di dekat mas Hamdan, aku merasa nyaman. Kami sudah mulai sering membicarakan hal-hal yang lebih pribadi dan sedikit nakal. Saya merasa nyaman dan terhibur bila bersama mas Hamdan, begitu juga sebaliknya. Mas Hamdan banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya bersama istrinya. Dia juga bercerita kalau pernikahannya dengan sahabatku itu bukan didasari atas dasar cinta, tapi karena keinginan orang tua mereka yang sepakat menjodohkannya.
Baca Juga: Tarif Mahal Untuk Seorang PSK Tergantung Pada Hal ini
Sahabatku sendiri sangat jarang datang ke restoran, padahal mereka memiliki beberapa cabang restoran, dan ke semua restoran itu hanya mas Hamdan yang kontrol, istrinya sendiri gak mau ambil pusing dengan bisnis suaminya itu. Istrinya bisa dibilang cuek dengan keadaan suaminya, dia lebih senang hangout dengan teman-temannya. Sangat berbanding terbalik denganku yang begitu memperlakukan mas Hamdan dengan penuh perhatian, sopan dan lembut. Jadi wajar saya kalau kian hari kami semakin dekat.
Suatu ketika aku izin dua hari tidak masuk kerja karena anak perempuanku sakit. Tanpa pikir panjang, mas Hamdan mengizinkannya. Dan keesokan harinya, mas Hamdan datang ke rumahku menjenguk anakku yang sakit dengan membawa roti dan buah-buahan.
Sesampainya dirumah, mas Hamdan bercengkrama dengan penuh canda tawa dengan anak perempuanku. Sesaat, aku tertegun dan terharu melihat kebaikan mas Hamdan. Senyuman manisku pun mulai kulontarkan kepada mas Hamdan yang membuat kami saling berpandangan dengan begitu dalam satu sama lain. Bulir-bulir cinta pun sepertinya sudah mulai tumbuh diantara kami.
Tak terasa sudah larut malam, tapi walaupun begitu, istri mas Hamdan tidak ada menghubungi suaminya entah itu menanyakan keadaannya atau menanyakan kenapa belum pulang. Istrinya begitu cuek dan tidak begitu memperdulikan keadaan suaminya.
Sedangkan aku begitu perhatian sama mas Hamdan. Karena sudah malam, akupun mengajak mas Hamdan untuk makan bersama. Kebetulan hari ini aku masak banyak karena aku tahu kalau mas Hamdan akan datang.
Selesai makan, kami pun mulai mengobrol berdua diruang tamu, karena kebetulan anak perempuanku sudah tertidur. Malam semakin larut, suasana pun semakin hening dan dingin. Mas Hamdan mulai memberanikan diri memegang tanganku dan mengungkapkan rasa sukanya kepadaku. Mendengar ungkapan rasa cinta mas Hamdan yang begitu tulus, sedikit membuatku terkejut dan tersipu malu. Setelah meyakinkan diriku kalau sebenarnya mas Hamdan tidak mencintai istrinya, akhirnya aku menerima cinta mas Hamdan. Dengan perasaan senang, kemudian mas Hamdan memelukku dengan erat dan mulai mencium keningku.
Tak sampai disitu saja, mas Hamdan mulai menciumi bibirku secara bertubi-tubi. Lidah mas Hamdan pun bermain di dalam lumatan bibirku. Kami terus berciuman layaknya ikan cupang yang sedang beradu, dengan penuh inisiatif, tangan mas Hamdan mulai menggerayangi gunung kembarku sambil memainkan putingnya. Gairah ku mulai memuncak, suhu tubuhku mulai memanas. Disaat itu aku seperti kesetanan, libidoku seketika memuncak. Begitu lihainya mas Hamdan membangkitkan gairahku. Mungkin juga karena sudah lama menjanda, sehingga gairahku begitu cepatnya terpancing.
Mas Hamdan pun kelihatannya sudah gak kuat pengen membawaku terbang kekayangan. Tanpa pikir panjang mas Hamdan mulai melucuti pakaianku satu persatu, sehingga kami pun polos tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh kami. Tanpa rasa malu dan sungkan, aku pun mulai memegang senjata mas Hamdan yang sudah begitu keras. Karena ingin membuat mas Hamdan puas, aku mulai mengulum senjata mas Hamdan yang begitu keras dan panjang. Lidahku mulai memainkan senjatanya, terlihat dari wajah mas Hamdan yang begitu menikmati setiap hisapanku. Sayup-sayup terdengar suara mas Hamdan yang mengatakan "enak dek..,enaak dek...,"
Tidak mau enak sendiri, mas Hamdan mulai membuka kedua pahaku, terlihat bulu-bulu yang menutupi lubang surgawi milikku. Kemudian tanpa diminta, mas Hamdan langsung menjilati bibir lubang tersebut dan sesekali memainkan kacang yang ada diluar lubang itu dengan lidahnya. Sondak karena rasa geli yang begitu dahsyat, aku pun bergelinjang seperti cacing kepanasan, tak terasa m*mekku sampai basah. Dengan sedikit berbisik, aku mengatakan kepada mas Hamdan "masukin maas.., adek udah gak kuat". Dengan tersenyum nakal, aku membawa mas Hamdan menuju kamar. Seketika itu juga, mas Hamdan merebahkanku keatas ranjang sambil mengulum gunung kembarku, sontak saja seketika itu juga badanku bergetar seperti terkena setrum.
Setelah melihatku yang sudah begitu birahi, perlahan mas Hamdan mulai mengarahkan senjatanya ke lubang m*m3kku. Karena sudah becek, senjata mas Hamdan bisa dengan mudah masuk ke lubang surgawi milikku. Saat dimasuki, rasanya gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sekian lama gak disentuh pria, akhirnya ada juga pria yang berhasil meluluhkanku, dan bahkan sampai meniduriku sampai puas.
Setelah suamiku, mas Hamdan lah pria yang betul-betul kusayangi. Aku rela dan pasrah demi memuaskan hasrat mas Hamdan. Aku ingin menyenangkan dan memberikan sesuatu yang berharga yang aku punya, yaitu tubuhku buat menyenangkan mas Hamdan.
Setelah senjata mas Hamdan melesat masuk, kemudian mas Hamdan mulai menggoyang secara perlahan. Mas Hamdan terus menggoyang maju mundur, tapi lama kelamaan goyangannya semakin cepat, dan senjata mas Hamdan semakin keras. Aku tahu kalau mas Hamdan mau keluar, biar mas Hamdan merasa lebih puas, kukatakan sama mas Hamdan kalau dia boleh mengeluarkannya di dalam saja, "tembak dalam aja mas, gak usah tembak luar biar mas Hamdan puas.."
Sambil mengerang keenakan, akhirnya mas Hamdan mengeluarkan cairan putihnya di dalam lubang m*m3kku. Aku pun merasakan sesuatu yang hangat memasuki dinding rahimku. Aku melihat senyuman puas di wajah mas Hamdan, dan aku pun merasa puas dengan permainan ranjangnya. Dengan suara sedikit pelan, mas Hamdan membisikkan sesuatu ke telingaku "makasih Putri, makasih atas semua ini".
Kami pun menggapai kepuasan yang sudah lama tidak kurasakan. Masih dalam keadaan tel*nj*ng, aku dan mas Hamdan tertidur lemas diatas ranjang.
S E K I A N..!