Widget Bawah Header

WELCOME TO MY BLOG
🟦🟦 Manusia hanya mempunyai dua cara untuk belajar: satu dengan membaca dan satunya lagi berkumpul dengan orang-orang yang lebih pintar. (Will Rogers) 🟦🟦

KEBANYAKAN ORANG INDONESIA BERUBAH SAAT TINGGAL DAN MENETAP DI MALAYSIA

Orang Indonesia yang berada di Malaysia sedikit demi sedikit mengalami pergeseran karakter yang sudah menyerupai karakter dari orang-orang melayu malaysia itu sendiri, yaitu memiliki karakter rasis. Orang tempatan merasa suku melayu merupakan kasta tertinggi di bumi Malaysia ini. Karena Malaysia adalah tanah melayu, tanah para leluhur mereka.

Sifat atau karakteristik seperti itulah yang membuat karakter dan mental sebagian besar orang Indonesia yang merantau atau yang sudah tinggal menetap di Malaysia mulai berubah, dari yang awalnya masih menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan, tapi kini sudah mulai berubah.

Saya ambil contoh suku Jawa yang ada di Malaysia, mereka menganggap bahwa merekalah satu-satunya suku yang paling memberikan pengaruh besar di Indonesia. Mereka merasa adalah suku dengan kasta paling tinggi di Indonesia. Banyak pemimpin-pemimpin bangsa, para pejuang bangsa, dan tokoh-tokoh dalam penyebaran agama islam di Indonesia berasal dari suku Jawa.

Tapi memang tidak bisa di pungkiri juga, pada awal Abad Ke-16 ada lebih dari ribuan prajurit yang berasal dari pulau Jawa dan Palembang, rela mati demi membantu perjuangan Kerajaan Malaka dalam mengusir penjajah Portugis.

Karena alasan itu menjadikan hubungan antara suku melayu Malaysia dan suku Jawa menjadi semakin dekat dan harmonis layaknya saudara sedarah.

Selain atas dasar itu, didukung juga oleh konstitusi negara Malaysia yang sejatinya rasis dan masih mengedepankan budaya perkauman. Mereka merasa orang-orang melayu lah yang patut berkuasa, karena menganggap bahwa negara Malaysia adalah tanah melayu, milik raja-raja melayu, milik nenek moyang mereka.

Orang melayu Malaysia beranggapan kalau mereka lah raja di tanah melayu ini. Sementara suku atau etnis-etnis lain seperti etnis Cina dan India, mereka adalah orang-orang yang menumpang di tanah mereka. Oleh sebab itu mereka merasa berkuasa dan harus di anak emaskan di negara Malaysia ini.

Memang issue perkauman di negara Malaysia masih sangat melekat hingga saat ini.

Karakter itulah yang menggiring orang-orang Indonesia yang berada di Malaysia yang awalnya tidak mengenal rasis dan menjunjung tinggi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, menjadi terkotak-kotak kan. Maka tidak heran jika kebanyakan orang Indonesia yang berada di Malaysia, banyak diantara mereka yang bertanya kepada orang lain yang berasal dari Indonesia juga dengan pertanyaan "Indonesia tinggal dimana, orang mana, dari daerah mana?".

Tapi mereka biasanya tidak terang-terangan menanyakan kita berasal dari suku apa atau agama apa.

Kalau kebetulan kita berasal dari daerah yang sama, atau setidaknya dari pulau yang sama, pasti mereka respect, merasa dekat dengan kita, dan merasa bersaudara, tapi kalau kita bukan dari daerah yang sama dengannya, bukan dari pulau yang sama, atau bukan dari suku yang sama, pasti mereka kurang respect dengan kita, dan menganggap kita bukan bagian dari dirinya.

Padahal sewaktu berada di Indonesia, karakteristik seperti itu tidak melekat pada diri setiap bangsa Indonesia.

Tapi berbeda setelah berada di negara Malaysia yang notabene memiliki karakter rasis dan sukuisme, rasa kebangsaan dan rasa nasionalisme itu sedikit demi sedikit mulai terkikis. Jadi sepertinya, kebanyakan orang-orang jawa yang berada di Malaysia ingin mendapatkan tempat di hati orang-orang melayu itu sendiri dan ingin menjadi bagian dari mereka. Dan juga ingin membuktikan kepada orang-orang melayu Malaysia, bahwasannya suku jawa adalah suku dengan pengaruh yang sangat besar di Indonesia, karena di dukung dengan jumlah populasi suku jawa di Indonesia berkisar 42% lebih dari jumlah penduduk Indonesia (Sumber: data SP 2010 BPS), tidak jauh berbeda dengan negara Malaysia yang mayoritas penduduknya adalah suku melayu sekitar 48% lebih (Mengikut 1997 Vital Statistics Malaysia Report).

Di Malaysia rasisme itu hal yang wajar dan tidak melanggar konstitusi negara mereka, tapi tidak untuk di Indonesia. Kalau di Indonesia, rasis itu sangat bertentangan dengan konstitusi negara, karena rasisme adalah sesuatu hal yang hanya akan menguntungkan suatu golongan atau kelompok tertentu saja, dan mencederai hak-hak dari golongan atau kelompok yang lainnya.

Dalam rasis akan menimbulkan batasan-batasan hak seseorang atau sekelompok orang, perbedaan dan kesenjangan sosial di masyarakat, dan yang jelas hal tersebut sangat bertentangan dengan konstitusi bangsa dan negara Indonesia.

Di negara Malaysia banyak warga negara Indonesia tidak lagi mengatakan kalau kita itu orang Indonesia, tapi kita sudah mulai mengatakan kalau saya suku jawa, saya suku madura, saya suku batak, saya suku aceh, saya dari suku minang, dan lain-lain.

Padahal sewaktu kita masih sama-sama berdiri dan hidup di bumi Indonesia, semua itu gak ada, kita selalu mengedepankan kalau kita itu berasal dari negara yang sama, yaitu Indonesia, dan suku itu selalu kita letakkan pada urutan kedua.

Karena karakter orang melayu atau orang tempatan itulah, yang membuat mental orang-orang Indonesia yang berada di Malaysia menjadi banyak berubah. Sedikit demi sedikit, rasa nasionalisme dan kebangsaan itu sudah mulai memudar.

Baca Juga: BAGAIMANA CARA ORANG TEMPATAN BISA MENGENALI ORANG INDONESIA YANG BERADA DI MALAYSIA

Mental orang malaysia itu masih mental orang-orang yang terjajah, karena mereka mendapatkan kemerdekaannya dari hasil perundingan dengan British/Inggris. Bisa dikatakan kemerdekaan mereka itu didapat dari pemberian atau hadiah dari British. Makanya negara Malaysia masih memiliki keterikatan dengan British. Malaysia masih berada dalam pengaruh dan kendali British.

Bahkan tatanan negara Malaysia pun disiapkan oleh British. Jadi, seperti itulah konsekuensinya apabila kemerdekaan sebuah negara itu diperoleh dari hasil perundingan. Mereka tidak sepenuhnya terbebas dari belenggu penjajah, karena pasti ada negosiasi di dalamnya.

Berbeda halnya dengan Indonesia, kemerdekaan Indonesia kita dapatkan berkat perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam mengusir para penjajah, kemerdekaan ini kita dapatkan dengan tumpah darah dan air mata.

Dulunya pun sewaktu Indonesia masih dijajah oleh Hindia Belanda, kita sebagai warga pribumi mendapat perlakukan yang tidak jauh beda seperti British yang memperlakukan warga bumiputera. Kaum bangsawan dan keturunan ningrat pada saat itu mendapat perlakuan spesial dari kolonial Belanda ketimbang rakyat jelata. Anak-anak dari kalangan bangsawan dan ningrat bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan perlakuan istimewa lain yang diberikan oleh Hindia Belanda kepada kaum-kaum bangsawan dan keturunan ningrat pada saat itu.

Seperti itulah cara penjajah mengkotak-kotakkan bangsa yang dia jajah. Mereka ingin menciptakan dinding pembatas antara si kaya dengan si miskin. Mereka ingin melemahkan negara jajahannya dengan menimbulkan perpecahan. Seperti itulah salah satu cara kolonial Belanda dalam melemahkan suatu negara jajahannya.

Tapi kita sebagai warga negara Indonesia yang menginginkan kemerdekaan tidak mau mendapat perlakuan seperti itu. Dengan kompak dan rasa nasionalisme yang tinggi, seluruh rakyat Indonesia berontak, tidak perduli dari suku dan agama apa, bersatu padu melawan dan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Karena seluruh bangsa Indonesia menginginkan kemerdekaan yang absolut. Dan dimasa yang akan datang dalam membangun bangsa ini tidak ingin terus dibawah bayang-bayang penjajah, seperti halnya Malaysia yang selalu dalam bayang-bayang Inggris.

Indonesia adalah bangsa yang merdeka, dan tidak ingin ada intervensi dari negara manapun.

Terima Kasih.., MERDEKA🇮🇩!

0 Response to "KEBANYAKAN ORANG INDONESIA BERUBAH SAAT TINGGAL DAN MENETAP DI MALAYSIA"

Post a Comment

COMMENT IN A POOR AND WISE WAY👌

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

READ THIS ARTICLE!