Widget Bawah Header

WELCOME TO MY BLOG
🟦🟦 Manusia hanya mempunyai dua cara untuk belajar: satu dengan membaca dan satunya lagi berkumpul dengan orang-orang yang lebih pintar. (Will Rogers) 🟦🟦

Potret Kehidupan Orang Kaya Raya di Zaman Penjajahan Belanda

Oei Tiong Ham
Foto: Oei Tiong Ham

Kalian mungkin sudah banyak tahu tentang potret kehidupan orang kaya di zaman sekarang ini. Tapi terlebih dahulu saya ingin bertanya kepada kalian, siapa-siapa sajakah orang terkaya yang ada di Indonesia tahun 2020 ini ? 


Yah benar, ada Hartono bersaudara, yaitu Budi Hartono dan Michael Hartono menempati posisi pertama dan kedua orang terkaya di Indonesia, dan berada pada peringkat Ke-80 sebagai orang terkaya di dunia. Dan pada urutan orang terkaya ketiga di Indonesia dipegang oleh Sri Pakash Lohia.


Baca Juga:


Tapi kali ini saya akan bercerita sedikit tentang potret kehidupan orang kaya dulu pada zaman penjajahan Belanda. Karena tidak semua orang tahu mengenai kehidupan orang kaya dulu.

Ini adalah gaya hidup orang yang 100 tahun lalu, terkaya di Asia Tenggara (mungkin se-Asia) dan tinggalnya di Semarang. Namanya Oei Tiong Ham. Dari namanya saja sudah jelas kalau ia adalah warga negara keturunan Tionghoa.

Ia memiliki jaringan perkebunan dan pabrik gula yang sangat luas. Sampai dilarang pada 1904, ia menjadi pachter (pemegang monopoli) candu dan ini bisnis yang sangat menguntungkan.

Rumahnya di Semarang sangat besar, sampai ada kebun binatang pribadi di lingkungan rumah tempat ia tinggal. Isi kebun binatangnya sendiri terdapat berbagai macam binatang, mulai dari beruang, rusa, ular, kasuari, siamang, sampai burung merak.

Seminggu sekali, kebun binatang dibuka untuk umum, dan itu tidak gratis, ia menarik uang bayaran untuk setiap pengunjung kebun binatangnya. Seluruh uang tiket kebun binatang, diberikan kepada yayasan amal ibu Oey Tiong Ham.

Rumahnya memiliki kepala rumah tangga (seorang pribumi) dan 12 pemuda menjadi anak buahnya.

Mereka itu di luar tim dapur yang luar biasa. Oei Tiong Ham suka sekali makan enak dan suka tiba-tiba minta makanan ini atau itu, bisa dibilang doyan makan. Akhirnya di rumahnya ada tiga dapur. Satu dapur membuat masakan Eropa, satu dapur membuat masakan Cina, dan yang satunya lagi untuk masakan-masakan khusus dadakan.

Untuk memasak di tiga dapur itu, terdapat empat tim koki yang setiap tim memiliki chef masing-masing. Tiga koki Cina dan satu chef pribumi.

Chef pribumi ini jagoan masakan Prancis. Tidak hanya pernah bekerja sebagai chef di restoran masakan Eropa di Batavia, tapi bahkan pernah menjadi chef gubernur jenderal Belanda, jadi untuk urusan pengalaman tidak perlu diragukan lagi.

Dengan rumah begitu besar, tentu butuh satpam. Tidak tanggung-tanggung, Oei Tiong Ham mendatangkan empat satpam, langsung dari dari Afrika. Luar biasa memang, hanya untuk satpam saja di datangkan langsung dari Benua Afrika, padahal di Indonesia sendiri banyak orang keling.

Mereka tidak bisa bicara banyak bahasa Melayu. Oei Tiong Ham memilih sendiri mereka, yang badannya paling besar dan kulitnya paling gelap, yang pastinya seram. Agar calon pencoleng atau pencuri tidak berani mendekati rumahnya.

Bercerita masalah istri, ia memiliki delapan istri dan 26 anak. Ini belum termasuk belasan gundik dan anak-anaknya. Setelah meninggal pada 1924 di Singapura (konon kabarnya diracun gundiknya), harta peninggalannya menjadi rebutan anak-anaknya selama belasan tahun.

Keluarga Besar Oei Tiong Ham
Foto: Keluarga Oei Tiong Ham

Baca Juga: INILAH FAKTA MENARIK ADOLF HITLER YANG TIDAK DIKETAHUI BANYAK ORANG

Itulah sepenggal potret kehidupan orang kaya raya di zaman penjajahan Hindia Belanda, Oei Tiong Ham. Sosok orang kaya raya pada masanya, yang berjuluk Raja Gula dari Semarang.

Jadi, bisa kalian bandingkan dengan orang kaya di era modern seperti sekarang ini. Mana lebih dahsyat kehidupannya?

Mungkin sampai disini dulu cerita singkat saya, dan semoga bisa dijadikan pelajaran buat orang-orang kaya di zaman sekarang ini dan bisa menginspirasi juga buat orang banyak. Intinya, harta yang kita punya, tidaklah kekal dan tidak kita bawa mati, tetapi kita berkewajiban untuk mencari rezeki dengan halal sebanyak yang kita mampu. Dan jangan lupa untuk selalu menyisihkan sedikit rezeki yang kita dapat buat fakir miskin, agar rezeki dan harta yang kita peroleh menjadi berkah.


Terima kasih..

0 Response to "Potret Kehidupan Orang Kaya Raya di Zaman Penjajahan Belanda"

Post a Comment

COMMENT IN A POOR AND WISE WAY👌

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

READ THIS ARTICLE!